Sumber: finansialku.com |
Postingan kali ini mungkin sedikit berbeda dari postingan-postingan saya sebelumnya. Postingan ini saya buat dalam rangka menjawab tantangan saya sendiri untuk membuat blog ini lebih berbeda. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saat berjuang mendapatkan beasiswa sejak kuliah di jenjang S-1 sampai saat ini, sekaligus untuk bahan isian pada menu “Scholarship” yang sudah terlanjur saya pasang di menu header blog saya ini (haha). Harapannya, tulisan dengan tema ini akan saya update secara ber-seri dan menjadi satu rangkaian cerita yang utuh. Semoga bermanfaat dan membuka sedikit wawasannya.
Sebagai pembuka, sekaligus yang pertama, saya ingin menyampaikan
apa yang menjadi kesimpulan dan pegangan saya selama ini khususnya dalam
tulisan ini kaitannya dengan beasiswa. Jika sebelumnya kalian berpikir beasiswa
adalah hanya milik orang-orang pintar dengan nilai raport/UAN rata-rata 9, IPK
diatas 3,5 dan punya segudang prestasi tingkat nasional-internasional. Ataupun bagi
mereka yang memiliki kemampuan bahasa inggris tingkat dewa dengan skor TOEFL
600/IELTS 8 yang sudah sering bolak-balik ke luar negeri untuk student exchange
atau mengikuti conference tingkat internasional. Dalam tulisan ini saya katakan
bahwa jika kalian masih berpikir seperti itu dan kemudian mengurungkan niat
untuk mendaftar suatu beasiswa karena tak cukup capable untuk itu, maka kalian
sebaiknya segera merubah mindset kalian sekarang juga. Harus dipahami bahwa beasiswa adalah hak setiap pelajar/mahasiswa. Dan saat
ini kuliah dengan biaya dari beasiswa adalah sesuatu yang mulai lumprah (umum).
Yang membedakan dari kita para pencari beasiswa adalah niat dan kemauan
masing-masing dalam mengejar beasiswa tersebut. Terkait dengan prestasi ataupun
skill bahasa inggris masih sangat mungkin untuk diasah dan ditingkatkan bersamaan
dengan niat dan kemauan yang tinggi dari seseorang disertai dengan doa. Jikalau
merasa saat ini belum cukup capable, maka satu-satunya pilihan adalah belajar
dan meningkatkan kemampuan mulai dari sekarang. Sudah tak ada waktu untuk terus
menunda. Kesempatan bisa datang kapan saja, maka kita juga harus berusaha
selalu siap untuk mendaftarkan diri. Semua beasiswa membutuhkan persiapan yang sama-sama
matang, baik itu beasiswa S1, S2, S3, student exchange ataupun double degree.
Kemudian yang terpenting kedua adalah terkait informasi.
Jika kalian sudah niat dan berusaha banget ingin dapat beasiswa plus punya
kemampuan atau prestasi diatas rata-rata, namun jika kalian tidak tahu
informasi beasiswa, itu sama saja Ibarat seorang yang ingin berpergian dengan mental
dan perbekalan yang sangat cukup namun tidak tahu jalan dan tujuannya mau
kemana. Dalam hal ini bagi kalian yang sedang mencari beasiswa wajib hukumnya
mencari informasi sebanyak mungkin tentang beasiswa. Mulai dari kapan periode pendaftarannya, apa syarat-syaratnya, biaya apa
saja yang dicover (hanya biaya kuliah atau full biaya hidup), jangka waktu (apakah
hanya satu semester atau full hingga lulus), atau ada hal-hal lain yang harus
diurus jauh-jauh hari misal sertifikat TOEFL/IELTS ataupun Surat Keterangan
Desa dan lain sebagainya. Disini juga tidak kalah penting adalah link/jaringan.
Bahkan hal tersebut bisa jadi yang paling utama dalam upaya perburuan informasi
beasiswa. Kita bisa dengan cukup mudah mendapatkan informasi beasiswa dari
suatu forum beasiswa (Grup WA, OA line, telegram, dlsb) atau kalian bisa ciptakan
forum diskusi beasiswa dengan teman-teman terdekat untuk saling sharing dan
berbagi informasi beasiswa. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperluas
link/jaringan dimana kita bisa mendapatkan banyak benefit dari link tersebut.
Yang ketiga adalah kesiapan dokumen. Kalian harus mulai
terbiasa dengan mengurus dokumen-dokumen yang terkadang cukup merepotkan dan
menyita banyak waktu. Bahkan membuatmu harus pulang pergi ke rumah (daerah asal)
untuk mengurus surat-surat yang kiranya dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa dalam
upaya mendapatkan beasiswa kita tak cukup mencoba satu dua kali mendaftar,
bahkan jika kita belum kunjung mendapatkan kesempatan diterima, kita harus
mencoba berulang-ulang kali untuk mendaftar beberapa beasiswa. Maka dari itu
mengingat di setiap pendaftaran dibutuhkan berkas persyaratan, maka mulai
sekarang kalian harus siapkan berkas-berkas yang biasanya dibutuhkan dalam satu
folder baik softcopy (dalam komputer) atau hardcopy (dalam satu folder map
khusus berkas beasiswa). Dengan begitu, kita akan lebih mudah untuk menyiapkan
kembali berkas tersebut ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, apalagi jika waktunya
sangat mepet. Selain itu juga penting mendokumentasikan setiap berkas kita dalam
bentuk scan (JPG/PDF). Saat ini kebanyakan persyaratan beasiswa hanya
mengharuskan untuk upload dokumen dalam bentuk scan. Agar lebih memudahkan lagi,
sebaiknya semua file-file dalam bentuk scan tersebut kita unggah di cloud
seperti Google drive, dropbox, atau media-media penyimpanan online lainnya. Sehingga
pada saat kita keluar kota dan tidak membawa file tersebut kita bisa dengan
mudah mendapatkannya dengan tinggal mendownloadnya di drive.
Ketiga poin di atas menurut saya yang paling penting dalam upaya
perburuan beasiswa dan setidaknya cukup untuk modal awal kita mempersiapkan
diri dalam mencari beasiswa. Perlu dicatat bahwa poin-poin di atas adalah termasuk ikhtiar-ikhtiar kita. Terkait
selanjutnya seberapa jauh kita bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan kita,
apakah kita mendapatkan informasi yang cukup, dan apakah dokumen-dokumen yang
kita siapkan cukup untuk menjadi bekal kita bertarung dalam mendapatkan
beasiswa, hasilnya tak lepas dari seberapa kita berdoa dan bertawakal kepada Allah
sang pemilik ketetapan bagi hamba-hambanya. Maka dari itu semakin
bersemangatlah untuk mendapatkan “restu” dari sang pencipta. Mintakan
kepada-Nya dengan adab-adab yang baik dalam setiap doamu. Terlebih
di-waktu-waktu utama saat kita merasa sangat dekat dengan-Nya.
Mungkin saya rasa tulisan singkat ini cukup sebagai tulisan
pembuka di rubrik beasiswa ini. Selanjutnya mungkin saya ingin bercerita
tentang pengalaman saya dalam mendapatkan salah satu beasiswa (full scholarship)
saat masih S-1. (vp)
Lanjutkan!!! :-)
BalasHapusEee ada yang komen...
Hapusmakasih yak udah mampir. Hihi