Study Abroad: Tentang Pemilihan Kampus dan Negara Tujuan


Bagi para pencari beasiswa dan kampus luar negeri, pemilihan negara tujuan adalah salah satu tahap yang penting untuk dipertimbangkan di awal. Pemilihan negara tujuan dapat dilatarbelakangi atas banyak hal dan tentunya akan mempengaruhi budaya kehidupan sehari-hari dan pola pembelajaran yang akan kita jalani nantinya, dimana pasti tiap-tiap negara akan berbeda. Bagi mereka yang sudah pernah tinggal di luar negeri, sudah pasti mereka akan lebih memahami karena pernah merasakan langsung tinggal di negara tertentu, apalagi yang sudah pernah tinggal di beberapa negara. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut pasti mereka sudah bisa membuat perbandingan antara satu negara dengan negara yang lain, baik dari segi budaya masyarakat secara umum, biaya hidup, hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan lain sebagainya. Namun sayang, saya belum diberi kesempatan untuk mengunjungi beberapa negara (Haha). Jadi saya belum bisa berbagi cerita berdasarkan pengalaman dan observasi secara langsung, namun lebih pada sharing tentang pengalaman saat saya dulu memilih negara tujuan study abroad. Dan lebih kepada pertimbangan teknis seperti major atau bidang studi ketertarikan.

Sumber: studyabroad.uncc.edu

Pada tahap pemilihan kampus dan negara tujuan kuliah, alat yang paling ampuh kita gunakan adalah BANYAK MEMBACA (khususnya via internet; browsing) dan BANYAK BERTANYA kepada kawan atau saudara. Karena dua hal ini bisa mengisi gap ketidaktahuan kita, membuat kita yang sebelumnya belum tahu menjadi lebih tahu. 


Saat saya telah memutuskan untuk tidak langsung kerja dan telah mantap untuk memutuskan lanjut kuliah S-2 di luar negeri, hal pertama yang saya lakukan adalah menyusun beberapa opsi dan skenario pilihan-pilihan yang meliputi: major penelitian yang nanti akan saya jalani, pilihan universitas, dan negara. Tiga hal di atas tentu saling berhubungan satu sama lain dan bisa diturunkan menjadi beberapa kombinasi alternatif.

Terkait alur pemilihan skenario, pertama saya memulainya dengan menentukan urutan prioritas major penelitian. Pemilihan major penelitian menjadi hal utama dan pertama kali yang harus kita putuskan di awal. Terkait strategi pemilihan major dapat dibaca pada tulisan ini.

Kedua, dari beberapa urutan prioritas major saya yang sudah saya tentukan di awal. Kemudian saya coba browsing penelitian-penelitian terbaru terkait major tersebut di google atau di laman sosial media jurnal online. Dari sekian banyak laman jurnal online, yang paling gampang diakses dan menyediakan banyak publikasi-publikasi di seluruh dunia adalah laman researchgate.net (Inilah yang jadi andalan saya selama ini, haha). Teman-teman hanya butuh membuat akun dan kemudian dapat mengakses jutaan publikasi dengan hanya mengetikkan satu atau beberapa kata kunci di kotak search. Coba saja masukkan satu saja kata kunci misal “Hydrology”, dan jebreet, semua penelitian tentang hydrology, dari yang paling terbaru, advance maupun penelitian yang cukup sederhana dan tergolong lama semua langsung dapat diakses. Dan beberapa diantaranya dapat didownload dengan mudah dengan sekali klik atau harus dengan melalui persetujuan author (walaupun beberapa ada yang diprotect juga sih, hehe). Setelah kita mendapatkan beberapa penelitian terkait major kita, yang perlu kita lakukan untuk menentukan universitas dan negara tujuan adalah melihat satu persatu afiliasi dari para peneliti-peneliti tersebut, kemudian catat satu persatu dan mulai buat daftar prioritas universitas dan negara tujuan study berdasarkan pencarian itu. Cara ini akan cukup efektif jika memang kita benar-benar ingin melanjutkan study di universitas dan negara terbaik berdasarkan major yang kita minati.

Ketiga, setelah mempunyai daftar prioritas universitas dan negara, saat itu mulai saya putuskan untuk menentukan negara prioritas terlebih dahulu sebelum saya tentukan prioritas universitas. Di tahap ini untuk sementara saya tinggalkan pertimbangan major. Dalam penentuan negara tujuan utama, saya juga amat mempertimbangkan faktor teknis seperti (1) Bahasa (2) Budaya (3) dan jumlah mahasiswa Indonesia atau alumni/kawan yang berada di sana. Bahasa menjadi salah satu yang sangat saya pertimbangkan. Bahasa yang saya maksud disini adalah persyaratan sertifikat dan bahasa sehari-sehari yang digunakan di sana. Karena saat waktu itu saya belum punya sertifikat IELTS atau TOEFL IBT (duh malu-maluin, jangan dicontoh), jadi jika dalam waktu singkat saya harus melengkapi persyaratan tersebut, saya terbatas hanya dapat mendaftar di negara-negara yang masih memperbolehkan menggunakan TOEFL ITP (paper based test). Salah satu negara hasil sortiran sebelumnya (berdasarkan pencarian via researchgate.net), yang beberapa universitasnya masih menerima TOEFL ITP sebagai persyaratan sertifikat bahasa inggris adalah Jepang. Dan untuk sementara, saat itu saya tentukan tentukan jepang sebagai negara tujuan study saya, walaupun bahasa nasionalnya saya belum belajar sama sekali (parah, ini juga jangan dicontoh ya). Kedua yang juga saya pertimbangkan adalah budaya. Berdasarkan hasil browsing dan tanya-tanya kerabat dan senior, info yang saya dapat tentang jepang adalah budaya toleransinya yang cukup tinggi (Cmiiw). Bicara toleransi, di negara ‘non-muslim’ seperti Jepang, hal pertama yang bisa dipertimbangkan adalah apakah kita nantinya masih dapat menjalankan aktivitas ibadah tanpa ada gangguan. Serta seperti apa perkembangan umat muslim disana selama ini. Dari info-info yang saya dapatkan, sejauh ini Jepang cukup dianggap sebagai negara ‘ramah muslim’ dan kita tak perlu khawatir untuk dapat menjalankan aktivitas ibadah kita disana. Walaupun seperti negara non-muslim lainnya, keberadaan masjid/mushola masih sangat langka (bisa jadi satu kota hanya terdapat satu mushola atau bahkan tidak ada sama sekali), namun setidaknya kita bisa cukup tenang dan terjamin hak-hak kita untuk menjalankan ibadah. Lagipula jika dilihat dari keberadaan ‘orang Indonesia’ disana, Jepang menjadi salah satu negara tujuan utama pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi. Tercatat sekitar 2000an mahasiswa Indonesia belajar di Jepang per 2011 lalu (dihimpun dari berbagai sumber). Dengan keberadaan orang Indonesia yang cukup banyak disana, harapannya kita bisa saling sharing dan bantu membantu dalam segala urusan, baik itu urusan seremonial ibadah (seperti idul fitri, idul adha, puasa ramadhan dan lain sebagainya) maupun kegiatan-kegiatan umum lainya seperti kegiatan organisasi (PPI), silaturahmi, dan kegiatan-kegiatan kekeluargaan lainnya. Selain itu, saya semakin diyakinkan dengan keberadaan beberapa senior dari jurusan saya yang melanjutkan master/doctoral di Jepang, serta beberapa dosen-dosen saya yang sebagian besar juga merupakan alumni Jepang, bagi saya itu cukup membuktikan bahwa Jepang cukup recommended sebagai negara tujuan study abroad, dilihat dari beberapa aspek.

Keempat, setelah saya tentukan Jepang. Saya memulai pencarian dan penjelajahan informasi beberapa universitas terbaik di Jepang melalui internet. Yakni terkait (1) Program International yang sesuai major saya, (2) Persyaratan dan tahapan pendaftaran, (3) dan deadline waktu pendaftaran dan enrolment. Pertama yang saya lakukan di tahap ini adalah membuka web topuniversities.com dan melakukan filter berdasarkan negara untuk mengetahui daftar ranking universitas terbaik di Jepang. Saat itu saya putuskan untuk mencari info lebih lanjut 10 hingga 15 universitas terbaik di Jepang untuk kemudian saya akses websitenya satu persatu untuk mencari informasi terkait tiga hal yang saya sebut di atas (program, syarat dan deadline). Berikut daftar 10 universitas terbaik di Jepang menurut topuniversities.com yang saat itu saya dapatkan:

  1. The University of Tokyo
  2. Tokyo Institute of Technology
  3. Kyoto University
  4. Osaka University
  5. Tohoku University
  6. Nagoya University
  7. Hokkaido University
  8. Kyushu University
  9. University of Tsukuba
  10. Waseda University
Contoh Note saya simpan di HP

Dan pencarian yang cukup panjang pun dimulai. Saya catat daftar universitas tersebut dan segera cari tahu info masing-masing universitas melalui website resminya. Tahap ini lumayan butuh waktu lho, karena kita harus mencari satu persatu info yang kadang tidak cukup hanya dengan mengunjungi halaman utama website. Runtut mulai dari website universitas, lalu masuk ke halaman fakultas, jurusan atau program studi, hingga website laboratorium harus kita buka satu persatu. Jangan lupa pula mencatat secara terpisah informasi- informasi yang dapat dihimpun (seperti pada Gambar di atas), dan menandai yang paling penting dan harus diingat, khususnya program studi (international) yang tersedia, persyaratan dan deadline pendaftaran. Informasi-informasi tersebut harus kita simpan untuk kemudian kita gunakan untuk memilih universitas mana yang benar-benar akan kita ikuti proses pendaftarannya.

Kemudian yang terakhir adalah pasang mindset bahwa jangan terpaku pada beberapa universitas/ negara saja. Hasil informasi-informasi yang dihimpun harus tetap dikembangkan terus sambil berjalan. Susun alternatif sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi kita gagal di pendaftaran pada kampus yang menjadi prioritas kita. Bisa jadi rezeki kita tidak pada universitas/ negara pilihan awal, namun justru universitas dan negara yang tidak kita perhitungkan di awal. So, coba lebih fleksibel dan terbuka pada masukan-masukan orang-orang terdekat kita. Pola pikir tersebut mungkin bisa menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan universitas dan negara yang ternyata bisa lebih baik dari universitas dan negara yang sebelumnya kita prioritaskan.

Selamat berencana dan menentukan kampus dan negara tujuan untuk study abroad!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram