Cerita Sendai: Lebaran

Foto bersama setelah shalat eid.
Lebaran tahun ini menjadi lebaran yang sangat berbeda dibandingkan lebaran-lebaran saya sebelumnya. Dimana di lebaran tahun ini, saya tidak dapat berkumpul dengan keluarga di kota asal saya, Ngawi. Tahun ini adalah tahun pertama saya menjalani studi master di Sendai, Jepang, dan di hari eid tahun ini, saya belum berkesempatan pulang ke Indonesia .

Namun kesempatan lebaran ini adalah kesempatan yang luar biasa yang saya dapatkan. Bagaimanapun Allah telah berikan kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadhan yang juga baru saya rasakan sekali ini di Sendai, sehingga di hari eid ini saya bisa melaksanakan shalat eid berjamaah dalam keadaan baik, hati yang lapang dan keamanan tentunya. Di Sendai, kami biasa melaksanakan shalat eid fitri dan Adha di masjid Sendai. Walaupun ukuran bangunannya tak begitu luas, kami dapat memanfaatkan halaman masjid untuk digunakan shalat. Dan alhasil, tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan sholat eid. Namun untuk tahun ini, awal rencana kami mencoba untuk melaksanakan sholat di Lapangan umum. Walaupun akhirnya rencana tersebut urung di lakukan seperti halnya tahun lalu, dimana kami harus mengganti tempat sholat sehari menjelang hari eid dikarenakan kendala cuaca, yang ketika sholat eid dilaksanakan diprediksikan berpotensi terjadi hujan ringan. Sehingga tahun ini, masjid kembali menjadi tempat sholat eid dengan tambahan atap penutup dari terpal untuk mengantisipasi hujan di sisi halaman luar masjid.

Lebaran tahun ini menjadi lebaran ke-dua kalinya saya berada jauh dari keluarga, setelah tahun 2015 lalu saya harus berlebaran di pulau seliu belitung dalam rangkaian Kuliah Kerja Nyata UGM. Seperti halnya yang saya rasakan tiga tahun lalu, saya merasa bahwa pengalaman lebaran yang saya alami tahun ini sudah merupakan berkah yang luar biasa dari-Nya. Walaupun jauh dari keluarga, saya masih bisa merasakan suasana lebaran yang hangat karena dibersamai oleh orang-orang baik yang sudah seperti keluarga sendiri. Meskipun tetap tak bisa menggantikan keberadaan keluarga di Ngawi, keberadaan keluarga muslim di Sendai ini sudah cukup mengobati rindu akan kemenangan eid dan persaudaraan sesama muslim. Dengan seremoni yang sangat terbatas karena pada dasarnya kita merupakan minoritas di negeri Jepang ini, kita tetap dapat membentuk suasana dan euforia eid ini ketika sholat eid dan beberapa hari setelah idul fitri.

Salah satu suasana lebaran yang kita hadirkan di Sendai, khususnya untuk komunitas keluarga muslim Sendai adalah silaturahmi ke rumah-rumah. Beberapa keluarga di hari eid mengadakan open house yang memungkinkan siapapun untuk datang bersilaturahmi dan menyantap hidangan khas indonesia bersama-sama. Kesempatan semacam itu adalah salah satu kebahagiaan yang bisa kita rasakan di sini, dimana dalam keterbatasan kita masih bisa menjalankan ibadah dan kegiatan-kegiatan ke-jamaah-an lainnya dengan aman dan nyaman. Selama kita bisa menjaga ketertiban dan toleran terhadap tetangga sekitar. Begitulah yang dari tahun ke tahun selalu terpupuk dalam lingkungan muslim di Sendai khususnya komunitas muslim indonesia di hari-hari besar Islam.

Salah satu hal yang menarik pula dari pengalaman lebaran di Sendai ini adalah kegiatan halal bi halal yang organisir oleh Keluarga Muslim Indonesia Sendai (KMIS). Ya, halal bi halal. Indonesia banget kan. Haha. Seperti layaknya mainstream di lakukan di Indonesia, kegiatan tersebut memungkinkan kita untuk saling silaturahmi paska menjalankan ibadah Ramadhan dan tak lupa pula acara wajib makan-makan hidangan khas Indonesia. Dengan adanya acara tersebut, suasana berlebaran di negeri orang menjadi lebih berkesan, dengan adanya kegiatan “kumpul-kumpul” yang menjadi basis penguatan kekeluargaan dan saling menjaga satu sama lain dalam komunitas perantau Indonesia di Sendai ini.

Pada akhirnya, lebaran tahun ini meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi saya. Karena pengalaman Ramadhan dan Idul fitri di Sendai adalah kali pertama bagi saya. Ditambah di tahun ini pula, saya berkesempatan untuk menghidupkan media satu satunya organisasi komunitas muslim international, Islamic Cultural Centre of Sendai (ICCS) bersama kawan saya Wahyu. Secara tidak langsung, amanah tersebut semakin mendekatkan kami dengan masjid, dan menjadi semangat tersendiri untuk menyiarkan Islam di kalangan orang jepang dan khususnya komunitas muslim di Sendai, yang tak hanya dari Indonesia, namun juga dari Negara-negara lain seperti Pakistan, Bangladesh, India, Mesir, Morocco, Africa, dan negara-negara lain yang jumlahnya cukup banyak. Semoga Allah menerima amal kebaikan kita selama Ramadhan tahun ini, dan semoga nikmat iman dan islam selalu menaungi kita dimanapun dan kapanpun.

Saya, Rizki, Mas Aji dan Mas Hendrik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram