Sudah hampir setahun saya tinggal di kota kecil di sebelah utara Jepang, Sendai. Kota yang nantinya akan meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi perjalanan saya. Kota yang juga menjadi penanda banyak kejadian penting terjadi dalam fase pencarian jalan ini. Kota yang akan menjadi saksi kebaikan yang berusaha ditorehkan. Pun tak bisa dihindari pula, kota yang akan menjadi saksi atas keburukan-keburukan yang diperbuat selama saya tinggal didalamnya.
Setahun yang sangat cepat berlalu. Layaknya waktu-waktu yang sudah terlampaui, berlalu begitu saja. Di setiap titik dimana kita menyadari kita telah berdiri sejauh ini, disaat itu pula waktu terasa mendahului dimana ia seharusnya. Itulah yang selalu dirasakan manusia, perasaan punya relatifitasnya masing-masing. Apalagi selama itu tak banyak yang kita lakukan, waktu tersebut menjadi seperti sia-sia, baik sebagian maupun keseluruhannya. Sebaliknya, waktu-waktu yang telah diisi mampat akan kebaikan-kebaikan dan perkembangan yang begitu pesat akan terasa indah walau terasa cepat. Lebih mendalam kesannya.
Di saat kita memberi momentum tertentu terhadap berulangnya penanda waktu seperti momen peringatan setahun saya tinggal di sini misalnya, disaat yang sama kita bisa memompa energi positif untuk mengarungi masa yang akan datang. Bukan memperingati dan membuat momentum itu lebih spesial dari waktu-waktu yang lain, tapi hanya sekedar pengingat bahwa kita telah berjalan sejauh ini. Serta akan mengingatkan kita bahwa didepan telah menunggu sebuah keniscayaan yang harus kita hadapi dan sadari. Siapapun pasti mengharapkan kebaikan yang kadarnya melebihi hari ini dan masa lalu, untuk masa depannya. Namun tak semua bisa merealisasikannya dengan baik dan konkret. Seperti hanya rencana tanpa aksi. dan berulang berpuluh-puluh kali, hingga perjalanan terhenti atau menemui titik jenuhnya.
Dengan menandai satu tahun perjalanan di Sendai ini, yang pasti saya menginginkan keadaan kedepannya lebih baik dari hari ini dan kemarin. Menoleh kebelakang, banyak pelajaran dan peristiwa yang mengajari bagaimana seharusnya hidup; banyak pelajaran dari-Nya yang tak pernah boleh hilang dan menguap begitu saja ke langit, tanpa ada bekas kecuali hanya sedikit saja. Kebiasaan-kebiasaan baik sudah seharusnya mendapatkan hak untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan buruk sudah layaknya dibuang jauh-jauh dari kita. Pada akhirnya kebaikanlah yang seharusnya mendapatkan tempat untuk hamba-hambanya yang sedang berusaha bersabar dan mendekat kepadaNya. Dan semoga kita digolongkan didalamnya.
Tulisan-tulisan seperti ini, hanya untuk pengingat bagi diri saya sendiri, atas perkembangan fase-fase fikir yang dinamis. Pada akhirnya semoga ini menjadi penyemangat kita untuk menjadi insan yang lebih baik. Menjadikan momentum-momentum buatan seperti ini sebagai lebih bermakna dan dapat melecut semakan akan berbuat baik dan lebih baik lagi, ditengah pergiliran waktu yang seperti berulang dan terasa begitu cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar