Di setiap awal tahun ajaran baru periode musim gugur selalu menjadi momen yang indah dan berkesan. Di masa-masa ini lah saya dapat menghitung dengan genap berapa tahun saya telah tinggal di kota Sendai ini, memburu ilmu dan pengalaman di negeri Sakura, Jepang. Bulan Oktober ini sekaligus mengingatkan saya kembali akan masa-masa awal kedatangan saya di Jepang, khususnya di kota Sendai. Bagaimana saya datang untuk pertama kali ke luar negeri tanpa ada bekal dan pengalaman sebelumnya. Tahun 2017 lalu, saya menginjakkan pertama kali kaki saya di luar negeri. Momen-momen itu amat terngiang-ngiang di benak saya, sungguh.
Di jepang ini, setidaknya ada dua periode tahun ajaran baru yakni musim semi atau di bulan April, atau musim gugur di bulan Oktober. Sebagian besar program internasional dimulai pada periode musim gugur. Mahasiswa baru biasanya tiba di Jepang sekitar akhir September atau awal Oktober, bertepatan dengan akhir musim panas dan awal musim gugur. Saat saya sendiri tiba pertama kali di Jepang, saya mendarat di Tokyo tanggal 25 September 2017.
Saya memulai kehidupan baru saya dengan tantangan-tantangan yang ada. Mulai dari harus menuju kota Sendai sendiri tanpa adanya petunjuk, dengan membawa koper untuk hidup beberapa tahun kedepan hingga memenuhi kuota bagasi. Saat saya tak tahu mana moda transportasi yang recommended dari Tokyo menuju Sendai. Dan akhirnya dengan "sederhananya" memilih shinkansen. Setelah tiba di Sendai, tantangan belum berakhir saat saya harus menemui tutor yang ditunjuk oleh laboratory saya untuk menuju apartment baru saya, yang hanya bisa saya hubungi dengan email. Belum dengan saya harus melalui malam pertama saya di Jepang di apato baru yang bahkan satupun furniturenya tidak ada, alias kosongan. Singkat kata itu adalah pengalaman yang menarik saat awal-awal kedatangan saya di kota ini.
Kemudian kesan menjadi indah ketika saya merasakan atmosfir kota ini saat menjalani hari-hari awal saya. Anehnya atmosfir yang saya rasakan saat itu kemudian dikesankan oleh memori wangi harum saat saya habiskan waktu di jalanan kecil rute perjalanan berangkat-pulang saya ke kampus, bersama sepeda baru saya pemberian senior lab saya. Wangi harum khas yang entah dari mana datangnya. Saat itulah saya selalu ingat bau harum itu, yang nampaknya dihasilkan oleh suatu jenis bunga atau tanaman tertentu. Hingga kemudian saya dapati bahwa bau harum itu hanya ada ketika awal-awal musim gugur saja, akhir September atau awal bulan Oktober.
Setahun, dua tahun, telah berlalu. Saya telah tinggal di kota ini selama dua puluh empat purnama. Banyak hal yang terjadi dua tahun terakhir ini, termasuk momen besar hadirnya sang pendamping hidup, istri tercinta di awal tahun ini. Momen-momen yang telah terjadi menandai satu tempat di memori kehidupan saya. Itu semua seolah terbingkai kembali saat saya memperingati kedatangan bulan Oktober ini, bulan dimana saya datang di Jepang.
Beberapa hari lalu saya mencium kembali wangi harum itu ketika melewati jalanan sekitar tempat tinggal dan kampus. Wangi itu kembali memanggil memori saya saat saya tiba pertama kali di Sendai. Sekaligus memanggil kembali rasa penasaran darimana asal wangi itu. Hingga kemarin malam saya akhirnya temukan sumber dari wangi harum yang sukses menghipnotis saya untuk mengenang waktu. Sebuah jenis bunga yang ternyata ditanam hampir di banyak tempat di depan rumah-rumah di kota ini. Ia telah berjasa banyak untuk mengapresiasi setiap ingatan baik yang saya miliki di sini. Mereka biasa menyebutnya Fragrant olive, atau dalam bahasa jepang "Mokusei", sebuah tanaman bunga yang mekar saat akhir musim panas dan awal musim gugur. Bunganya memancarkan aroma yang wangi, yang membuat saya selalu rindu bulan Oktober.
Credit: https://www.stpaulsgarwood.com/osmanthus-fragrans-aurantiacus-for-sale.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar